Repelita Yogyakarta - Dunia akademik Indonesia kembali tercoreng setelah Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi memberhentikan Prof. Dr. apt. Edy Meiyanto, M.Si., seorang guru besar yang terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap belasan mahasiswi bimbingannya.
Kasus ini mengguncang publik karena tidak hanya merusak reputasi pribadi pelaku, tetapi juga mencederai kepercayaan terhadap institusi pendidikan tinggi yang selama ini dijaga dengan nilai integritas.
Yang mengejutkan, banyak warganet membandingkan sosok Prof. Edy dengan tokoh fiksi Walid dalam serial Malaysia berjudul Bidaah atau Broken Heaven.
Dalam serial itu, Walid adalah pemimpin sekte manipulatif yang mengeksploitasi pengikutnya dengan kedok spiritualitas. Kemiripan wajah dan modus membuat netizen menyebut Prof. Edy sebagai “Walid versi nyata”.
"Walid KW super," komentar akun @jus*** di media sosial.
"Mana raut wajahnya juga mirip Walid," sahut @ali***.
"Aku pikir cuman mata ku yang liat dia mirip Walid," timpal akun @put***.
"Ternyata ada Walid di Indonesia," tambah @sar***.
Menurut hasil investigasi Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UGM, tindakan pelecehan ini dilakukan sejak 2023 hingga pertengahan 2024.
Modus yang digunakan sangat halus, memanfaatkan kedekatan antara dosen dan mahasiswa dalam proses bimbingan tugas akhir, mulai dari skripsi hingga disertasi.
Yang memperparah, bimbingan dilakukan di luar lingkungan kampus, memberi ruang lebih bagi pelaku untuk bertindak tidak pantas.
Selain sebagai dosen pembimbing, Edy juga menjabat sebagai Ketua Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC), yang digunakannya untuk mendekati korban melalui proyek penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya.
Skandal ini memperlihatkan bagaimana kekuasaan akademik bisa disalahgunakan dengan cara yang sistematis dan tersembunyi, meninggalkan luka mendalam bagi para korban.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok