Repelita Jakarta - Sejumlah warga Kampung Cipayung menggeruduk PT Indofermex di Kota Depok, Jawa Barat pada Rabu, 12 Februari 2025. Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh dugaan kasus limbah beracun yang mencemari saluran air yang diduga berasal dari pabrik tersebut.
Menurut warga, pencemaran lingkungan yang diduga disebabkan oleh PT Indofermex sudah berlangsung cukup lama, namun tak pernah digubris oleh pihak manajemen pabrik. Akibatnya, banyak warga yang mengalami gangguan kesehatan, seperti sesak napas dan air tanah yang tidak lagi layak untuk dikonsumsi.
"Ini sudah bertahun-tahun, sudah lama. Asal lapor bilang nanti-nanti. Nafas kita sesak, air juga jadi nggak enak, enggak bisa diminum," kata Manulang, salah satu warga yang ikut berdemo di depan pabrik kawasan Tole Iskandar, Depok.
Hal senada juga diungkapkan Junaedi, warga Kampung Cipayung lainnya. Ia mengatakan bahwa aksi protes ini merupakan puncak kekesalan warga terhadap pengelola pabrik yang diduga membuang limbah ke lingkungan tempat tinggal mereka.
"Air kami tidak bisa dikonsumsi dan membuat kami harus membeli air untuk konsumsi," keluh Junaedi. Ia menambahkan bahwa keluhan ini sudah lama disampaikan kepada pengurus lingkungan, namun tidak ada solusi nyata.
"Padahal setelah ditelusuri ternyata itu air limbah pabrik," tambahnya.
Mujiono, yang juga warga Cipayung terdampak limbah pabrik, bahkan mengaku terpaksa kehilangan sang istri tercinta yang diduga sakit akibat bau menyengat limbah beracun PT Indofermex.
"Istri saya meninggal delapan bulan lalu, karena penyakit asma yang dideritanya," tutur Mujiono. Ia menjelaskan bahwa istrinya tidak memiliki riwayat penyakit asma sebelumnya.
Sementara itu, Danil, perwakilan dari perusahaan, sempat meminta maaf kepada warga.
"Saya juga mohon maaf bapak dan ibu, kami mengganggu warga belakang (sekitar pabrik)," ujar Danil. Ia mengajak perwakilan warga yang melakukan aksi unjuk rasa untuk berdiskusi, agar masalah ini bisa dicarikan solusinya.
"Kami mengundang perwakilan warga, silakan bapak ibu perwakilannya untuk bisa masuk ke ruangan meeting," pungkas Danil.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa aksi unjuk rasa ini mendapat kawalan ketat dari pihak kepolisian. Selain berorasi, warga juga membentangkan sejumlah spanduk berisi kecaman terhadap pihak pabrik pengolah makanan tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok