Repelita Jakarta - Organisasi Masyarakat Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) menjadi sorotan publik setelah muncul isu mengenai kedatangan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada acara HUT ke-65 MKGR. Meski isu ini menyebutkan Gibran akan hadir, kenyataannya ia tidak datang karena urusan negara yang tak bisa ditinggalkan.
MKGR didirikan pada 3 Januari 1960. Organisasi ini pertama kali dipimpin oleh Mayjen TNI (Purn) R.H. Sugandhi, yang menjabat sebagai ketua umum dari tahun 1960 hingga 1991. Dalam kepengurusan DPP MKGR periode 2020-2025, Adies Kadir menjabat sebagai ketua umum.
Visi dan misi MKGR adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang terbuka tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan. MKGR berkomitmen menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi serta menentang pemerasan, penindasan, dan kekerasan.
Mayoritas pengurus MKGR periode 2020-2025 merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar. Sebanyak 43 persen anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar tercatat sebagai kader MKGR. Selain itu, beberapa menteri dan duta besar juga tergabung dalam MKGR, seperti Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Roem Kono sebagai Dubes RI untuk Bosnia dan Herzegovina, serta Yuddy Chrisnandi sebagai Dubes RI untuk Ukraina.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan MKGR. Roem Kono menjadi Ketua Majelis Tinggi MKGR, sedangkan Azwir Dainy Tara menjabat Ketua Dewan Pakar. Tokoh lainnya, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, menjadi Ketua Dewan Penasihat, dan Nurul Arifin duduk sebagai anggota Dewan Penasihat.
Sejarah MKGR dimulai dari pertemuan antara Thoyib Pardjojo, seorang petani bunga, dan Abas Tarwi, anggota polisi berpangkat bintara. Organisasi ini memainkan peran penting dalam dinamika politik Indonesia, terutama sebagai bagian dari Tri Karya bersama KOSGORO dan SOKSI untuk membendung pengaruh komunisme. MKGR juga menjadi salah satu pendiri Sekber Golkar pada 1964 dan masuk dalam tujuh kelompok induk organisasi Golkar pada 1969.
Pendiri MKGR, Mayjen TNI (Purn) R.H. Sugandhi, memiliki rekam jejak penting dalam sejarah Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai ajudan Presiden Soekarno pada 1946-1960, Komandan Pasukan Pengawal Presiden, dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI. Sugandhi wafat pada 25 Juli 1991.
MKGR terus berkembang dari organisasi sederhana menjadi organisasi kemasyarakatan yang diatur oleh UU No. 8 Tahun 1985. Bersama Golkar, MKGR tetap menjadi pilar penting dalam kancah politik Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok