Repelita Jakarta - Dalam momen yang penuh makna, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ke-52.
Momen ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang hubungan politik antara Jokowi dan PDIP yang telah mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut pengamat politik Adi Prayitno, ucapan selamat ulang tahun Jokowi kepada PDIP merupakan sebuah kejutan dan momen yang mengharukan. Mengingat hubungan politik Jokowi dan PDIP yang kerap dilanda ketegangan, ucapan tersebut menunjukkan sikap berbesar hati dari Jokowi.
Meskipun dirinya telah dihujat dan dituduh merusak demokrasi oleh sebagian pihak, Jokowi tetap mengingat jasa PDIP yang telah membesarkan dirinya sejak awal karier politiknya. "Jokowi ingin menunjukkan kepada publik bahwa meskipun konflik politik terjadi, ucapan di hari spesial seperti ulang tahun partai tidak perlu terlupakan," kata Adi Prayitno dalam youtubenya.
Meski banyak yang berpendapat ucapan tersebut sekadar pencitraan, hal ini tetap menjadi langkah positif dari Jokowi untuk menunjukkan bahwa politik tidak harus dibawa ke hati.
Dalam menganalisis ucapan Jokowi, Adi Prayitno mengungkapkan ada tiga hal yang mungkin ingin disampaikan.
Pertama, Jokowi ingin menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang berbesar hati. Konflik politik yang terjadi tidak menghentikan niatnya untuk tetap menghargai partai yang telah membantunya meraih kesuksesan politik.
Kedua, secara strategi komunikasi politik, Jokowi ingin menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan, ucapan yang tulus tetap penting untuk disampaikan. Meski ada anggapan bahwa ucapan tersebut lebih sebagai pencitraan, Jokowi ingin menunjukkan bahwa dalam politik komunikasi yang baik tetap penting.
Ketiga, Jokowi mungkin ingin menegaskan hubungan historis antara dirinya dan PDIP. Sejak awal, Jokowi tidak bisa lepas dari kontribusi PDIP dalam karier politiknya, dari menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya menjadi Presiden. Dalam konteks ini, ucapan ulang tahun kepada PDIP bisa jadi merupakan ungkapan rasa terima kasih yang tulus.
"Tak ada kawan atau lawan yang abadi dalam politik. Kepentingan politik sering kali mengubah arah hubungan," ujar Adi Prayitno.
Bahkan dalam konteks politik internasional, banyak contoh yang menunjukkan bahwa pertempuran politik tidak akan menguntungkan siapa pun, kecuali jika ada upaya untuk berdamai dan mencari titik temu.
Adi Prayitno berharap Jokowi dan PDIP bisa kembali bersatu. Mengingat kedekatan historis mereka, kemungkinan untuk kembali bekerja sama secara politik bukanlah hal yang mustahil. "Jangan pernah membenci siapapun sampai ujung langit, karena orang yang kau benci bisa jadi orang yang kau cintai seumur hidupmu," tutup Adi Prayitno. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok