Repelita Jakarta - Penulis ternama Indonesia, Okky Madasari, memberikan apresiasi terhadap keberanian para pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) yang menggelar aksi demonstrasi menentang Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro.
"Hormat, salut, dan terima kasih atas keberanian sikap pegawai Kementerian DIKTI," ujar Okky dalam keterangannya di X @okkymadasari (21/1/2025).
Ia juga menyoroti spanduk yang dibawa para demonstran, menyebut pesan di dalamnya layak menjadi prinsip bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia. "Apa yang tertulis di spanduk ini layak menjadi motto, prinsip, anthem ASN seluruh Indonesia," sebutnya.
Okky mengkritisi praktik yang disinggung dalam aksi tersebut, menyebutkan definisi babu keluarga yang merujuk pada ASN yang melayani urusan pribadi pejabat, hingga terlibat korupsi demi kepentingan keluarga atasan. "Definisi babu keluarga mulai dari melayani urusan teknis rumah tangga hingga korupsi untuk keluarga," tandasnya.
Sebelumnya, Politikus PDIP Ferdinand Hutahean mengaku sangat menyayangkan karena masih ada pejabat yang sulit mengontrol emosinya. "Sangat disayangkan yah ini peristiwa bisa terjadi. Seorang Menteri tidak bisa mengendalikan, mengontrol dirinya dari amarah dan emosi terhadap jajarannya," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Senin (20/1/2025).
Ferdinand menilai perilaku tersebut mencerminkan ketidaklayakan Menteri Satryo untuk menjabat, terutama di bidang pendidikan tinggi. "Memang Mendikti ini tidak layak jadi Menteri. Apalagi dia ditetapkan di dalam Menteri pendidikan tinggi," sebutnya.
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kualitas pendidikan tinggi yang berada di bawah naungannya ketika seorang Menteri saja tidak bisa menjaga sikapnya. "Saya berharap Presiden Prabowo harus memanggil yang bersangkutan," cetusnya.
Ferdinand bahkan menyarankan reshuffle kabinet sebagai langkah tegas untuk menjaga integritas pemerintah. "Tidak cukup jika hanya sekadar menegur, sebaiknya diressufhle," Ferdinand menuturkan.
Kata Ferdinand, sebelum Satryo mengundurkan diri, ia harus memperlihatkan bahwa dirinya seorang laki-laki jantan dengan cara mengundurkan diri. "Harus jantan sebagai laki-laki, laki-laki harus begitu. Kalau mau berantem, di luar kita berantem, jangan begini caranya," imbuhnya.
Ferdinand menegaskan, perilaku yang ditunjukkan Satriyo di hadapan bawahannya merupakan perilaku yang tidak layak bagi seorang pejabat. "Ini perilaku yang tidak layak dari seorang pejabat negara yang makan gaji dari pajak rakyat kemudian memukul, maka dia harus mengundurkan diri. Menurut saya, tidak ada ampun bagi manusia seperti itu," kuncinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok