Damaskus, 9 Desember 2024 - Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali mengaku tidak mengetahui kondisi maupun keberadaan Presiden Suriah Bashar al-Assad serta Menteri Pertahanan (Menhan) Ali Mahmoud Abbas. Keduanya dilaporkan meninggalkan Damaskus setelah pasukan oposisi berhasil menguasai wilayah tersebut.
"Saya tidak memiliki informasi apa pun terkait keberadaan Presiden Bashar Al-Assad dan Menhan Ali Abbas," ujar Al-Jalali dalam pernyataan melalui saluran telepon di Damaskus.
Al-Jalali menegaskan bahwa ia bersama 18 menteri kabinet lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus dan tidak akan meninggalkan negara mereka. Ia menyebut telah menjalin komunikasi dengan pimpinan kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), yang saat ini telah memasuki ibu kota Suriah.
Menteri Komunikasi Iyad Mohammad Al-Khatib turut menyatakan bahwa selain Presiden Assad dan Menhan Abbas, keberadaan Menteri Luar Negeri (Menlu) Bassam Sabbagh juga tidak diketahui oleh para menteri kabinet yang masih bertahan di Damaskus. Ia memastikan bahwa kelompok oposisi memberikan jaminan keselamatan bagi menteri-menteri yang memilih tetap berada di ibu kota.
Al-Khatib menambahkan bahwa ia mengetahui kabar dugaan kaburnya Presiden Assad melalui laporan media yang beredar. Situs pelacak penerbangan melaporkan, sebuah pesawat Ilyushin IL-76 milik Syrian Air terdeteksi terbang di langit Damaskus pada dini hari sebelum hilang dari radar di wilayah Homs.
Pesawat tersebut tercatat terakhir kali berada di ketinggian 1.624 kaki dengan kecepatan 62 mil per jam sebelum hilang tanpa jejak. Kantor Kepresidenan Suriah membantah kabar bahwa Presiden Assad melarikan diri ke luar negeri.
Sementara itu, masyarakat Damaskus terlihat menumbangkan patung Hafez Al-Assad, ayah dari Bashar Al-Assad yang memimpin Suriah dari tahun 1971 hingga 2000. Sejumlah video yang beredar menunjukkan warga dengan leluasa memasuki Istana Kepresidenan Suriah untuk berfoto dan mencoba mengambil benda-benda di dalamnya tanpa adanya intervensi dari pihak keamanan. Kelompok oposisi bersenjata juga dilaporkan telah menguasai kawasan Kafar Sousah di barat daya Damaskus.
Komentar dari netizen pun menggema, dengan banyak yang mengungkapkan rasa harapan dan kebebasan. "Ini adalah sejarah baru bagi Suriah. Semoga kebebasan segera terwujud," tulis @RamiAlDamascus. "Patung itu tumbang seperti rezimnya. Keadilan akan menang," tambah @FreedomVoiceSy. Sementara itu, @HananAbu berharap "Semoga rakyat Damaskus mendapatkan kedamaian setelah semua ini.".(*)
Editor: Elok WA R-ID