
Repelita Jakarta - Manuver politik Luhut Binsar Pandjaitan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai sudah dapat diprediksi sejak awal. Luhut yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional diyakini akan memainkan peran penting dalam memberikan arahan dan masukan strategis kepada pemerintahan.
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto, menyatakan bahwa Luhut akan bersuara lantang apabila menyangkut kepentingan yang ia anggap penting. Pernyataan tersebut disampaikan Hari dalam wawancara pada Senin, 27 Oktober 2025.
“Sudah menjadi rahasia umum LBP akan angkat suara jika itu menyangkut kepentingannya,” ujar Hari.
Hari menyoroti bahwa di era Presiden Joko Widodo, Luhut dikenal sebagai tokoh yang mengisi banyak posisi penting dan sering disebut sebagai menteri segala urusan. Ia menilai pola tersebut berpotensi berulang di era Prabowo.
Baru-baru ini, Luhut secara terbuka meminta Presiden Prabowo untuk tidak tunduk pada tekanan organisasi buruh. Padahal, Prabowo selama ini dikenal memiliki hubungan baik dengan kelompok buruh.
Selain itu, Luhut juga meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk mengalokasikan dana sebesar Rp50 triliun ke Indonesia Investment Authority (INA), sebuah langkah yang menunjukkan pengaruhnya dalam kebijakan fiskal.
Menurut Hari, karakter Luhut bukanlah tipe yang mudah diarahkan. Ia menyebut bahwa Luhut memiliki hubungan panjang dengan Prabowo sejak masa aktif di militer, dan telah dipercaya mengisi posisi strategis sejak pemerintahan sebelumnya.
“Perlu dicatat, LBP bukan tipe anak buah. Dia adalah 'komandan' dari dua presiden,” tutup Hari.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

