Pernyataan tersebut disampaikan sehari setelah sejumlah prajurit bergabung dengan ribuan demonstran anti-pemerintah di ibu kota, Antananarivo.
Presiden ingin memberi tahu masyarakat internasional bahwa upaya untuk merebut kekuasaan secara ilegal dan dengan kekerasan, yang bertentangan dengan konstitusi dan prinsip-prinsip demokrasi, saat ini sedang berlangsung di tanah air.
Pasukan dari unit elite Kabsat, yang sebelumnya pernah membantu Rajoelina merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2009, menyerukan kepada rekan-rekan militer mereka untuk menolak perintah dan bergabung dengan aksi protes yang dipimpin oleh kalangan muda.
Gelombang demonstrasi yang dimulai sejak 25 September menjadi tantangan politik paling serius bagi Rajoelina sejak terpilih kembali pada tahun 2023.
Aksi protes yang terinspirasi oleh gerakan Gen Z di Kenya dan Nepal awalnya dipicu oleh krisis air dan listrik.
Namun, tuntutan para demonstran kini meluas, mencakup desakan agar Rajoelina mundur, meminta maaf atas kekerasan terhadap massa, serta membubarkan Senat dan komisi pemilihan umum.
Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedikitnya 22 orang tewas dan 100 lainnya mengalami luka-luka sejak kerusuhan pecah pada akhir September.
Pemerintah Madagaskar membantah data tersebut dan menyatakan bahwa jumlah korban tewas hanya mencapai 12 orang.
Sebelumnya, pada Senin, 29 September 2025, Presiden Rajoelina mengumumkan pembubaran pemerintahan sebagai respons atas gelombang protes yang dipimpin oleh generasi muda sejak Kamis, 25 September 2025.
Keputusan tersebut diambil menyusul aksi unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota yang menewaskan puluhan orang menurut laporan PBB.
Rajoelina menyatakan bahwa langkah pembubaran pemerintahan dilakukan untuk menciptakan ruang dialog dengan generasi muda yang marah dan frustrasi.
Kami mengakui dan meminta maaf jika anggota pemerintah tidak melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka; saya memahami kemarahan, kesedihan, dan kesulitan yang disebabkan oleh pemadaman listrik dan masalah pasokan air.
Situasi politik di Madagaskar masih terus berkembang di tengah tekanan dari demonstran dan desakan internasional untuk penyelesaian damai.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

