Repelita Jakarta - Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto, menyebut Presiden ke-7 Joko Widodo gagal meyakinkan Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dua jam di Kertanegara.
Pernyataan tersebut disampaikan Hari dalam podcast YouTube Forum Keadilan TV berjudul Hari Purwanto: Prabowo Resah Digelendoti Jokowi.
Hari mengatakan bahwa pertemuan antara Jokowi dan Prabowo membahas hal-hal strategis yang berkaitan dengan urusan keluarga, termasuk isu keabsahan ijazah Jokowi dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dipersoalkan oleh Roy Suryo dan kelompoknya.
Jokowi selama 10 tahun lebih banyak memikirkan urusan keluarganya, itu fakta.
Hari meyakini tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan tersebut.
Indikasi ketidaksepakatan itu terlihat dari ketidakhadiran Jokowi dalam acara HUT ke-80 TNI.
Dalam acara HUT TNI, itulah pertama kali Pak Prabowo.
Semestinya, kalau Jokowi memang mendukung dan dia sudah menitipkan anaknya sebagai wakil presiden Prabowo, dia tentunya harus menghargai atas jerih payah atau institusi yang pernah membesarkan presiden kedelapan, ini kan tidak.
Hari menilai ketidakhadiran Jokowi menunjukkan adanya hal yang tidak diterima oleh Prabowo, salah satunya terkait keabsahan ijazah SMA Gibran.
Mungkin selama ini Pak Prabowo tidak pernah mengkoreksi persoalan tersebut.
Tapi setelah dua jam, apa kepentingan Menteri Ristek dipanggil gitu loh setelah pertemuan 2 jam.
Jangan-jangan mengkonfirmasi apa yang disampaikan oleh Jokowi.
Benar nggak keabsahan soal masalah ijazah wapresnya.
Jangan-jangan selama mencalonkan kemarin, Bapak Prabowo sendiri ini tidak diberikan informasi secara utuh.
Hari bahkan menyebut bahwa Prabowo merasa dibohongi oleh Jokowi setelah pertemuan tersebut.
Apalagi faktanya selama 10 tahun terakhir, Jokowi banyak bohongnya.
Misi Jokowi tidak berhasil untuk meyakinkan, berusaha, bahkan mungkin mau mengelabui Prabowo untuk kesekian kalinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
