Repelita Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, tengah menjadi sorotan tajam dari publik setelah melontarkan pernyataan keras mengenai seruan pembubaran DPR.
Ia menyebut bahwa gagasan tersebut merupakan ide orang tolol sedunia.
Ucapan itu kemudian memicu aksi demonstrasi besar-besaran di kompleks DPR pada 25 Agustus 2025 yang berakhir dengan kericuhan.
Di tengah kontroversi yang masih berlangsung, Ahmad Sahroni yang dikenal dengan julukan Crazy Rich Tanjung Priok tiba-tiba membagikan unggahan melalui akun Instagram resminya pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Dalam unggahan tersebut, politisi Partai NasDem itu menegaskan bahwa dirinya tidak akan melayani ajakan debat dari siapa pun.
Namun, ia tidak merinci lebih lanjut mengenai perdebatan apa yang dimaksud dalam pernyataannya.
“Ane (saya) gak akan ladenin orang yang ajak debat ane,” tulis Sahroni dalam unggahan yang dipantau pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Ia menjelaskan bahwa alasan dirinya menolak berdebat adalah karena merasa masih bodoh.
Bahkan, ia menyebut perlu “bertapa” terlebih dahulu agar bisa menjadi lebih pintar.
“Ane mau bertapa dulu biar pinter karena ane masih bloon (bodoh). Ane ini masih bego,” lanjutnya.
Sebelumnya, Ahmad Sahroni sudah menanggapi ramainya seruan pembubaran DPR yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Gelombang kritik itu muncul sebagai dampak dari kebijakan kenaikan gaji anggota DPR yang menimbulkan kemarahan masyarakat.
Dalam sebuah kunjungan kerja ke Mapolda Sumatera Utara pada Jumat, 22 Agustus 2025, Sahroni kembali membuat pernyataan keras yang menjadi viral.
Ia menegaskan bahwa orang-orang yang menyerukan pembubaran DPR memiliki mental tolol sedunia.
Ucapan itu bahkan diminta olehnya untuk dicatat agar jelas sikapnya dalam menanggapi polemik tersebut.
“Orang yang menyuarakan pembubaran DPR itu mentalnya tolol sedunia. Catat, ya,” tegas Sahroni dalam pernyataannya.
Ucapan keras itu semakin menambah panjang daftar pernyataan Ahmad Sahroni yang kerap mengundang kontroversi di tengah publik.
Sebelumnya, ia juga pernah secara terbuka mengkritik operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK.
Kritik tersebut disampaikan langsung di hadapan pimpinan KPK ketika berlangsung rapat kerja bersama Komisi III DPR pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Selain itu, Sahroni juga sempat melontarkan sindiran keras terhadap masyarakat yang mengkritik kenaikan tunjangan DPR.
Kenaikan tunjangan perumahan sebesar 50 persen per bulan menuai gelombang protes luas dari masyarakat.
Namun, bukannya memberi penjelasan rinci, Sahroni justru menyindir watak sebagian warga Indonesia yang menurutnya lebih senang melihat penderitaan orang lain dibandingkan kebahagiaan.
“Iya kan kalau dijabar-in kan sekarang banyak tuh, republik kita itu, senang ngeliat orang susah, enggak senang ngeliat orang senang,” ujarnya.
Rangkaian ucapan Ahmad Sahroni yang disampaikan baik di forum resmi maupun di media sosial membuat namanya kian erat dikaitkan dengan berbagai kontroversi politik dalam beberapa waktu terakhir. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok