Repelita Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi masih menindaklanjuti penyelidikan terkait dugaan pemborosan anggaran sewa penyimpanan data Google Cloud oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada masa Nadiem Makarim ketika pandemi Covid-19 berlangsung.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan pihaknya sedang memeriksa kemungkinan adanya mark-up anggaran pengadaan penyimpanan data berbasis cloud yang digunakan mendukung pembelajaran daring saat pembatasan aktivitas sekolah berlangsung.
Asep mengingatkan bahwa pada masa pandemi, kegiatan belajar mengajar dilakukan sepenuhnya jarak jauh sehingga tugas-tugas siswa, hasil ujian, hingga materi pembelajaran disimpan secara digital menggunakan layanan Google Cloud yang pembiayaannya dibebankan pada negara.
Dalam keterangannya, Asep menegaskan bahwa peristiwa dugaan korupsi ini bertepatan dengan pengadaan perangkat Chromebook yang menjadi sarana utama para pelajar dalam mengerjakan tugas dan menyimpan data secara online.
Penyidik KPK juga mendalami kemungkinan kerugian negara akibat kebocoran data siswa selama sistem daring tersebut diterapkan, mengingat seluruh aktivitas belajar mengajar terintegrasi dalam sistem penyimpanan yang biayanya cukup besar.
Asep menyebut tim penyelidik akan mendalami secara rinci apakah unsur kemahalan benar terjadi dan bagaimana mekanisme keamanan data dijalankan pada saat itu untuk memastikan tidak ada kebocoran yang merugikan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
