Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung menjawab tudingan publik yang menilai dirinya lebih keras mengkritik Jokowi tetapi terkesan lunak ketika menyoroti Presiden Prabowo Subianto.
Dalam perbincangan di podcast bersama Akbar Faizal, Rocky blak-blakan mengungkapkan alasan sikapnya yang berbeda terhadap dua tokoh tersebut.
Rocky menegaskan tidak ada alasan baginya untuk menyerang Prabowo selama tidak ditemukan persoalan serius yang layak dipersoalkan.
Ia mencontohkan jika Prabowo terbukti memiliki ijazah palsu atau menimbun uang negara dalam jumlah besar, barulah ia akan bersuara lantang.
Orang sering membandingkan sikap Rocky terhadap Jokowi yang kerap dihujani kritik pedas dengan nada bicara yang lebih datar ketika menanggapi Prabowo.
"Orang melihat pada Jokowi, Rocky Gerung kok keras banget, pada Prabowo kayak diedit," kata Rocky dikutip pada Rabu 23 Juli 2025.
"Saya bilang, saya akan kritik Prabowo karena ternyata Prabowo ijazahnya palsu," lanjutnya.
Rocky menegaskan selama ini isu yang menempel pada Prabowo belum menyentuh persoalan mendasar seperti skandal proyek IKN atau Esemka yang lahir di era Jokowi.
Ia berpendapat selama kebijakan Prabowo masih realistis dan tidak membebani rakyat, maka tidak ada ruang baginya untuk melontarkan kritik yang sama kerasnya seperti kepada pemerintahan sebelumnya.
"Kan itu (semua) nggak, jadi saya kritik Jokowi karena kasus-kasus itu, Prabowo gak bikin itu gimana saya mau kritik coba?," ujarnya.
Rocky juga menyebut sikap realistis Prabowo soal target ekonomi patut dihargai karena menitikberatkan jaminan kesejahteraan rakyat dibanding angka pertumbuhan tinggi semata.
Ia menekankan sikapnya bukan karena membela Prabowo, tetapi murni karena belum menemukan alasan kuat untuk bersikap keras.
"Ekonomi belum tentu tercapai 8 persen tapi Prabowo sendiri bilang gak perlu 8 persen, yang penting kesejahteraan publik dijamin tuh. Jadi bukan karena saya pro, tapi tidak ada alasan saya mengkritik sekarang," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok