Repelita Jakarta - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melaporkan secara pribadi mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad terkait tudingan ijazah palsu.
Menurut Jokowi, laporan yang diajukan ke pihak berwajib hanya mempersoalkan dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran fitnah, tanpa menyasar nama orang tertentu.
Ia menjelaskan bahwa pelaporan dilakukan sebagai upaya hukum untuk menindaklanjuti berbagai tudingan yang dinilai merugikan nama baiknya sebagai Kepala Negara.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat merespons kemunculan nama Abraham Samad dalam Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya.
Nama Abraham Samad memang disebut sebagai salah satu terlapor dalam dokumen tersebut, tetapi Jokowi menekankan bahwa hal itu murni bagian dari langkah penyelidikan lanjutan oleh pihak kepolisian.
Di sisi lain, Abraham Samad sebelumnya sempat mengajak para aktivis dan kalangan akademisi untuk terus mendalami dugaan ijazah palsu Jokowi.
Dalam pidatonya di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Abraham Samad menyebut langkah kepolisian menerbitkan SPDP untuk 12 orang sebagai upaya menekan ruang gerak pihak-pihak yang ingin melakukan investigasi lebih mendalam.
Samad bahkan menilai munculnya nama-nama tersebut berpotensi membuat publik ragu dan menghentikan penyelidikan independen terhadap isu yang belakangan santer dibicarakan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa tujuan investigasi tersebut semata-mata untuk mengungkap kebenaran dan menjawab pertanyaan publik soal keabsahan ijazah Jokowi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
