Repelita Bandung - Legenda bulu tangkis Indonesia, Iie Sumirat, meninggal dunia pada Selasa 22 Juli 2025 di usia 75 tahun.
Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh PB Djarum melalui akun Instagram resmi mereka pada Rabu 23 Juli 2025.
Iie Sumirat dikenal sebagai salah satu pilar penting bulu tangkis Indonesia sejak era 1970-an.
Lahir di Bandung pada 15 November 1950, Iie memiliki ciri khas pukulan keras dan serangan tajam yang membuatnya disegani di berbagai turnamen internasional.
Ia tercatat tampil di Piala Thomas tahun 1976 dan 1979 bersama legenda lainnya seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, dan Ade Chandra.
Pada masanya, Iie mendapat julukan The Magnificent Seven bersama keenam rekannya karena dianggap berkontribusi besar mengibarkan nama Indonesia di pentas dunia.
Selain tampil di Piala Thomas, Iie juga meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia IBF 1977 di Malmo, Swedia, meski harus mengakui keunggulan Flemming Delfs dari Denmark.
Ia juga pernah menjuarai Asian Invitational Championship 1976 di Bangkok dengan menumbangkan pemain China Huo Jiachang.
Setelah gantung raket pada 1982, Iie mendirikan klub bulu tangkis PB Sarana Muda yang kemudian dikenal sebagai Sangkuriang Graha Sarana.
Sebagai pelatih, Iie banyak melahirkan pemain hebat, salah satunya Taufik Hidayat yang meraih emas Olimpiade Athena 2004.
Taufik bahkan menyebut variasi pukulan khasnya banyak dipengaruhi bimbingan langsung Iie Sumirat dan sang kakak, Nara Sujana.
Selain Taufik, sederet pemain nasional seperti Halim Haryanto, Flandy Limpele, hingga Anthony Sinisuka Ginting juga pernah merasakan sentuhan tangan dingin sang legenda.
Teknik pukulan silang, flick service, hingga drive backhand tajam yang diajarkan Iie diakui jarang ditemukan dalam pelatnas modern.
Iie Sumirat tidak hanya meninggalkan jejak sebagai pemain berprestasi, tetapi juga sebagai guru bagi generasi penerus bulu tangkis Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok