Repelita Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, baru-baru ini menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) lebih mendesak dibandingkan penciptaan lapangan pekerjaan.
Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Sabtu (22/3/2025).
Menurutnya, pemberian pekerjaan tidak akan mampu mengatasi masalah kekurangan gizi secara cepat.
Ia menambahkan bahwa sekitar 180 juta penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi, sehingga program MBG menjadi prioritas utama.
Namun, pernyataan Menteri Pambudy menuai kritik dari berbagai kalangan.
Ferry Latuhihin, seorang pengamat ekonomi dan analis pasar modal, menilai bahwa pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Ia mempertanyakan latar belakang pendidikan Menteri Pambudy dan menilai bahwa pernyataan tersebut tidak mencerminkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Kritik serupa juga datang dari warganet yang menilai bahwa pernyataan Menteri Pambudy tidak realistis dan tidak memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat.
Mereka berpendapat bahwa penciptaan lapangan pekerjaan harus menjadi prioritas utama pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meski demikian, Menteri Pambudy tetap mempertahankan pendapatnya dan menegaskan bahwa program MBG merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia.
Ia berharap masyarakat dapat memahami urgensi program tersebut dan mendukung pelaksanaannya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok