
Repelita Jakarta - Polemik terkait batalnya investasi LG Energy Solution (LGES) senilai Rp164 triliun dalam proyek ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia memasuki babak baru.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa keputusan mengakhiri negosiasi bukan berasal dari pihak LG.
Keputusan itu datang dari pemerintah sendiri.
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa negosiasi yang berlangsung selama lima tahun tidak membuahkan hasil konkret.
Karena itulah pemerintah memutuskan untuk menghentikan proses kerja sama.
Menurut Rosan, pada 31 Januari 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirim surat kepada LG Chem dan LG Energy Solution.
Isi surat tersebut menyatakan permintaan resmi agar LG keluar dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik.
Nilai proyek tersebut mencapai Rp164 triliun.
Keputusan itu diambil setelah pemerintah menilai proses negosiasi tidak menunjukkan kemajuan berarti.
Sebagai langkah lanjutan, pemerintah telah menggandeng perusahaan asal Tiongkok, Huayou.
Perusahaan ini sebelumnya menyatakan minat untuk berinvestasi dalam proyek sejenis.
Rosan menyebut bahwa Huayou akan menggantikan posisi LG dalam proyek tersebut.
Pemerintah berharap kerja sama baru ini bisa mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik nasional.
Anthony Budiawan, pengamat ekonomi politik, menyebut keputusan pemerintah merupakan bentuk ketegasan dalam menjaga kepentingan strategis nasional.
Menurutnya, proyek sebesar ini tak boleh berlarut-larut tanpa kepastian investasi.
Pemerintah ingin memastikan bahwa proyek ekosistem baterai berjalan sesuai target.
Rosan menekankan, keputusan ini diambil demi keberlangsungan proyek strategis yang krusial bagi transisi energi.
Pernyataan Rosan juga membantah klaim sebelumnya yang menyebut LG memilih mundur.
Pemerintah ingin publik memahami bahwa keputusan itu datang dari pihak Indonesia.
Bukan karena ketidakinginan LG, tapi karena lamanya proses yang tidak menghasilkan keputusan final.
Rosan berharap penjelasan ini bisa memberi kejelasan bagi semua pihak terkait dinamika investasi tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok