Repelita Jakarta – Seorang pria Muslim berusia 23 tahun ditemukan tewas dengan lebih dari 40 hingga 50 luka tusukan di Masjid Khadidja, La Grand-Combe, wilayah Gard, Prancis selatan, pada Jumat pagi, 25 April 2025.
Serangan ini diperkirakan merupakan tindakan Islamofobia.
Pelaku yang belum tertangkap diduga merekam aksi brutal tersebut menggunakan ponsel sambil mengeluarkan hinaan terhadap Islam.
Perdana Menteri Prancis, François Bayrou, mengecam serangan ini sebagai "tindakan Islamofobia yang sangat memalukan".
Bayrou menegaskan bahwa negara akan menggunakan seluruh sumber daya untuk menangkap pelaku dan memastikan keadilan bagi korban.
Kementerian Kehakiman Prancis menyebut serangan ini sebagai "kejahatan yang sangat keji dan menyakitkan bagi umat Muslim di seluruh Prancis".
Serangan ini terjadi saat umat Muslim sedang melaksanakan salat Jumat, menjadikannya sebagai serangan terhadap kebebasan beragama.
Komunitas Muslim di Prancis, yang berjumlah sekitar lima juta orang, telah lama menghadapi tantangan terkait Islamofobia.
Serangan ini semakin memperburuk ketegangan sosial di negara tersebut.
Pihak berwenang Prancis kini tengah memburu pelaku yang diduga masih berada di wilayah tersebut.
Mereka meminta masyarakat untuk memberikan informasi yang dapat membantu penangkapan pelaku.
Pihak berwenang juga meningkatkan pengamanan di masjid-masjid di seluruh negeri untuk mencegah terjadinya serangan serupa.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama.
Pemerintah Prancis diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk mencegah terjadinya kekerasan berbasis agama di masa depan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok