Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Nelayan Tangerang Bantah Tuduhan Pemasangan Pagar Laut, Sebut Itu Menghambat Aktivitas Melaut

 

Repelita, Tangerang - Nelayan di wilayah Tangerang heran dengan tuduhan yang menyebutkan mereka sebagai pihak yang memasang pagar laut sepanjang 30 km. Tuduhan itu mereka bantah dengan logika sederhana.

Maun (55 tahun), seorang nelayan asal Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, menilai tuduhan tersebut tidak logis karena keberadaan pagar laut justru menghambat aktivitas nelayan.

"Namanya nelayan di sini kami dirugikan, karena jalan kami ketutup membuat kami sulit ini. Masa kami yang masang kami yang sengsara?" ujar Maun.

Ia juga menegaskan bahwa tidak mungkin nelayan punya cukup uang untuk membuat pagar laut sepanjang itu. "Nelayan mana mungkin beli bambu itu, nggak murah, mahal, panjang berapa puluh kilometer, boro-boro mau beli bambu nancepnya juga buang waktu. Harusnya kita melaut jadi enggak, kan nggak mungkin," kata Maun.

Nelayan di Tanjung Pasir menegaskan tidak terlibat dalam pemasangan pagar laut itu. Namun, ia mengakui bahwa nelayan di daerah lain mungkin terlibat. "Kalau di sini nggak ada (nelayan yang pasang), justru kita minta solusi aja supaya jangan di pagar untuk kita ini (melaut) nggak bisa," tambahnya.

Maun juga menyebutkan bahwa nelayan yang terlibat mungkin melakukannya karena cuaca yang tidak mendukung untuk melaut, dan ada tawaran pekerjaan untuk memasang bambu. "Mungkin di tempat lain ada juga, tapi jangan disalahkan juga nelayan istilahnya kerja, kan musim angin agak susah melaut dan ditawari kerjaan nancep (bambu) kan begitu, tapi di sini nggak ada (nelayan) sama sekali di daerah ini," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa pihak RT dan RW setempat yang terlibat dalam penancapan pagar laut. "Itu memang yang nancep pegawai desa, ikut nancep (RT/RW)," katanya.

Mengenai klaim bahwa pagar laut tersebut dapat mencegah abrasi, Maun menyebutnya sebagai kebohongan. "Itu benar-benar bohong, yang ngomong itu kalau bener suruh datang ke Tanjung Pasir khususnya, bertemu sekalian dengan para nelayan daerah pesisir," ujarnya. "Nggak mungkin (mencegah abrasi), makanya masyarakat sekarang itu udah pinter jangan ngomong seperti itu lah. Roboh, jangankan rob, kena ombak baratan aja rusak, itu rusak bukan karena dicabut tapi karena kena ombak," tambah Maun.

Nelayan lainnya, Nano (60), juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan pernah meminta agar pagar laut tidak menghalangi jalur melaut nelayan saat pemasangan pertama kali di Tanjung Pasir. Namun, ia menegaskan bahwa penolakan itu bukan untuk menghalangi pembuatan pagar laut, tetapi untuk memastikan jalur melaut tetap aman.

"Jiwa nelayan memperjuangkan jalurnya itu. Pertama, protes itu karena jalur kapal, jadi yang dikasih itu dangkal, nah kalau nyangkut, (kapalnya) kebalik kena ombak gimana?" kata Nano.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved