Repelita Jakarta - Usulan Presiden AS Donald Trump agar Yordania dan Mesir menerima lebih banyak warga Palestina dari Gaza, yang telah hancur akibat perang selama 15 bulan, menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk Gaza dan negara-negara tetangganya.
Usulan tersebut dikhawatirkan memicu eksodus besar-besaran yang mengancam keberadaan warga Gaza di jalur pantai serta stabilitas negara-negara Arab di sekitarnya. Ketakutan ini berkaitan dengan trauma sejarah yang dikenal sebagai "Nakba" atau malapetaka, saat 700.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka pada tahun 1948 ketika Israel didirikan. Banyak dari mereka yang mengungsi ke Yordania, Suriah, Lebanon, dan Gaza.
Konflik terbaru memperburuk situasi, dengan pengeboman dan serangan darat Israel yang menghancurkan wilayah perkotaan Gaza. Serangan yang diluncurkan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 47.000 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina. Sebagian besar warga Gaza telah mengungsi berkali-kali, dengan perkiraan PBB menunjukkan 85 persen dari 2,3 juta penduduk telah meninggalkan rumah mereka.
Mesir tetap menutup perbatasan dengan ketat, hanya mengizinkan beberapa ribu orang asing dan warga negara ganda keluar dari Gaza. Pemerintah Arab, termasuk Mesir dan Yordania, dengan tegas menentang perpindahan massal, khawatir hal itu akan semakin merusak prospek solusi dua negara. Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, menyebut gagasan perpindahan besar-besaran sebagai "ilusi."
Di sisi lain, pernyataan beberapa politisi Israel semakin menambah kekhawatiran. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan agar penduduk Gaza meninggalkan daerah kantong yang terkepung. Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menganggap konflik ini sebagai "kesempatan" untuk mendorong migrasi penduduk Gaza.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengecam serangan Israel sebagai upaya sistematis untuk mengosongkan Gaza, meskipun pernyataan tersebut dibantah oleh juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, yang menyebutnya sebagai tuduhan yang salah.
Situasi di Gaza terus memburuk, dengan dampak kemanusiaan yang semakin dalam bagi warga Palestina setiap harinya. Warga Palestina tetap teguh menolak meninggalkan tanah mereka meskipun risiko konflik terus meningkat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok