Repelita, Jakarta 17 Desember 2024 – Pemerhati Kebijakan Publik Syafril Sjofyan menyatakan bahwa pemecatan Joko Widodo sekeluarga dari keanggotaan PDI Perjuangan merupakan langkah penting untuk mengembalikan moral bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, Jokowi sekeluarga telah berseberangan dengan PDI-P dan bahkan mencoba menghancurkan fondasi partai tersebut.
Syafril menyebutkan bahwa Jokowi bukanlah tokoh yang berhasil tanpa dukungan PDI-P. Jika tidak didukung partai tersebut, Jokowi mungkin hanya akan menjadi tukang kayu biasa. Namun, dengan ambisi besar untuk mempertahankan kekuasaan, Jokowi memilih jalan pragmatis tanpa mempertimbangkan etika dan moralitas.
Ia mengecam praktik Machiavelisme yang diterapkan Jokowi untuk mempertahankan kekuasaan. Tindakan manipulatif, seperti meloloskan anaknya Gibran sebagai calon wakil presiden melalui Mahkamah Konstitusi, menunjukkan keinginan Jokowi untuk mempertahankan kekuasaan tanpa memperhatikan etika.
Syafril juga menyoroti strategi PDI-P yang mendukung Gibran dan Bobby Nasution untuk jabatan kepala daerah demi mempertahankan pengaruh politik di tingkat lokal. Namun, strategi ini malah menghasilkan pengkhianatan kader yang menghancurkan basis partai di Solo dan Medan.
Syafril menyerukan penegakan hukum terhadap dugaan korupsi dan manipulasi politik yang melibatkan anggota keluarga Jokowi. Semua praktik tidak etis dan tidak konstitusional, seperti nepotisme dan pencucian uang, harus diusut tuntas demi keadilan dan transparansi.
Syafril menegaskan bahwa pemecatan Jokowi dari PDI-P harus diikuti dengan komitmen untuk membersihkan sistem politik dari praktik tidak etis. Semua pihak berkewajiban menjaga agar praktik Machiavelisme tidak terulang, demi keadilan, kejujuran, dan moral bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok