Jakarta, 11 Desember 2024 - Belasan korban Agus Buntung bersaksi bahwa ia tidak beraksi seorang diri. Mereka meminta kepolisian untuk mengusut keterlibatan sosok lain dalam kasus pelecehan yang dilakukan Agus Buntung.
Kini, sosok yang diduga terlibat adalah I Gusti Ayu Aripadni, ibu dari Agus Buntung. Sosok tersebut terlihat hadir saat rekonstruksi kejadian dilakukan di lokasi Islamic Center dan Nang’s Homestay.
Pengacara korban, Andre Safutra, mengungkapkan bahwa ibu Agus Buntung diduga membantu putranya dalam modus merayu para korban. Menurut Andre, hampir 15 korban melaporkan bahwa mereka pernah berkomunikasi dengan ibu Agus saat kejadian berlangsung.
“Hampir semua korban itu diminta oleh Agus untuk menelepon ibunya. Itu modus yang sama dalam semua kasus,” ujar Andre.
Andre juga menjelaskan kronologi dugaan keterlibatan ibu Agus Buntung dalam membantu putranya melakukan tindakan tersebut. Salah satu korban bercerita bahwa Agus pernah menawarkan emas 1 kilogram untuk mau membantu permintaannya. Namun, ketika korban menolak, Agus menyuruh korban untuk menelepon ibunya.
Dalam percakapan tersebut, ibu Agus diduga menyetujui permintaan pelaku, bahkan menawarkan emas sebagai iming-iming. Andre menyebut hal itu membuat korban kebingungan, terutama ketika melihat penampilan Agus yang tidak menunjukkan kemampuan memiliki emas dalam jumlah besar.
Tidak hanya itu, beberapa korban mengungkapkan bahwa mereka dihubungi oleh Agus melalui nomor yang sebelumnya tersimpan di ponsel ibunya. Agus diduga sering meminta korban untuk menelepon ibunya saat bertemu.
Di sisi lain, I Gusti Ayu Aripadni sempat kaget ketika mengetahui anaknya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus rudapaksa. Ia bahkan jatuh pingsan hingga harus dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
“Kaget saya. Bahkan saya syok pas (Agus) ditetapkan sebagai tersangka. Saya merasa sudah tidak ada saat itu,” ungkap I Gusti Ayu Aripadni.
I Gusti Ayu Aripadni membela Agus Buntung habis-habisan. Ia menyatakan bahwa sejak kecil, dirinya selalu membantu putranya dalam aktivitas sehari-hari.
“Saya tidak kuat melihat anak saya dalam kondisi seperti ini, dijadikan tersangka. Itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dia membuka baju dan celana sendiri, sedangkan dari bayi hingga sekarang, saya merawatnya,” tuturnya.
Kasus ini masih terus ditelusuri oleh kepolisian, sementara para korban meminta keadilan dan proses hukum yang transparan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok