Repelita Jakarta - Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming menimbulkan beragam penilaian dari lembaga kajian nasional. Salah satunya datang dari Indonesia Social Insight (IDSIGHT) yang merilis hasil riset berbasis media sosial dengan kecenderungan penilaian positif terhadap kinerja keduanya.
Berdasarkan data IDSIGHT, tingkat penilaian positif terhadap Prabowo mencapai 77,5 persen, sedangkan Gibran berada di angka 75,8 persen.
Analisis dilakukan terhadap empat platform media sosial utama, yakni Instagram, X (Twitter), Facebook Page, dan Tiktok, dengan periode pengumpulan data antara 24 September hingga 3 Oktober 2025.
Direktur Komunikasi IDSIGHT, Johan Santosa, menjelaskan bahwa hasil tersebut menunjukkan apresiasi publik yang cukup tinggi terhadap kebijakan pemerintahan dalam satu tahun terakhir.
“Publik memberikan nilai positif sebesar 77,5 persen terhadap kinerja Presiden Prabowo saat memasuki usia setahun pemerintahan,” ujar Johan di Jakarta pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Ia menuturkan bahwa Prabowo dinilai cepat merealisasikan sejumlah program prioritas yang dijanjikan pada masa kampanye, salah satunya program makan bergizi gratis (MBG) yang resmi berjalan sejak 6 Januari 2025.
Hingga Oktober 2025, penerima manfaat program MBG telah mencapai lebih dari 35 juta orang, meliputi siswa PAUD hingga SMA, ibu hamil, menyusui, serta balita.
Program tersebut juga didukung oleh beroperasinya 12.189 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Johan, kebijakan MBG diharapkan mempercepat pemerataan gizi nasional sekaligus menekan angka stunting yang masih tinggi.
Selain itu, program ini turut memutar roda ekonomi daerah melalui peningkatan permintaan bahan pangan lokal dan penyerapan tenaga kerja baru.
Namun, polemik sempat mencuat saat muncul kasus keracunan makanan di beberapa daerah yang memicu kritik terhadap pelaksanaan program.
“Sejumlah kalangan mengusulkan anggaran MBG dialihkan untuk pendidikan, sebagai gantinya orang tua diberikan uang tunai,” jelas Johan.
Kendati demikian, banyak masyarakat yang telah merasakan dampak positif program tersebut meminta agar pelaksanaannya tidak dihentikan, melainkan dievaluasi dan diperbaiki.
“Banyak relawan dan pekerja dapur SPPG yang telah menikmati berkah dengan terciptanya lapangan kerja dan ada penghasilan,” tambahnya.
Johan menegaskan bahwa peningkatan sentimen positif terhadap Prabowo kembali menguat setelah pidatonya di Majelis Umum PBB di New York yang menyerukan perdamaian antara Palestina dan Israel.
“Tampilnya kembali Indonesia di panggung dunia membangkitkan kebanggaan bagi publik,” tuturnya.
Sementara itu, penilaian berbeda disampaikan oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS) yang justru memberi rapor merah untuk kinerja setahun pemerintahan Prabowo-Gibran.
CELIOS menilai rendah capaian dalam aspek kepemimpinan, tata kelola anggaran, komunikasi kebijakan, dan penegakan hukum.
Secara keseluruhan, Prabowo mendapat nilai 3 dari 10, Gibran 2 dari 10, sementara Polri dan TNI masing-masing memperoleh skor 2 dan 3 dari 10.
“Sebanyak 56 persen publik menilai janji politik hanya sebagian kecil yang dijalankan, 43 persen menilai tidak ada yang berhasil sama sekali,” tulis CELIOS dalam rilis resminya pada Senin, 20 Oktober 2025.
CELIOS juga mencatat penurunan elektabilitas Prabowo hingga 34 persen akibat perbedaan antara janji dan kebijakan yang diterapkan.
Hasil survei menunjukkan 72 persen responden menilai kinerja pemerintahan tergolong buruk, sementara 80 persen menyebut kebijakan belum sesuai kebutuhan publik, dan 64 persen menilai kualitas kepemimpinan masih rendah. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
