Repelita Jakarta – Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes menyoroti tindakan Fufufafa yang mangkir dari Istana saat suasana genting di Indonesia, Selasa (2/9/2025).
Roy Suryo menjelaskan tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya ("Indonesia Berduka, Membara dan Bahkan Terbakar dimana-mana, tetapi Kemana menghilangnya si Fufufafa", Minggu 31 Agustus 2025) sekaligus menanggapi berbagai respons dari netizen +62 maupun kritik dari beberapa YouTuber Nusantara.
Ia menyebut tanggapan tersebut muncul di berbagai platform media sosial dan pesan pribadi langsung kepadanya.
Menurut Roy Suryo, berdasarkan kronologi yang disimpulkan dari tanggapan masyarakat, Fufufafa tercyduk sedang membuat kegiatan yang disebut "Sinetron Ojol (?)" oleh netizen karena banyaknya hal absurd yang terjadi.
Hal ini dikonfirmasi oleh perwakilan resmi Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, yang menegaskan kelompok yang hadir bersama Fufufafa tidak dikenal, tidak mewakili asosiasi, dan tidak berada di lokasi tragedi meninggalnya Affan Kurniawan.
Roy Suryo menekankan, Igun menilai pertemuan itu janggal karena tidak ada koordinasi sebelumnya dengan asosiasi, dan langkah Fufufafa terkesan ceroboh.
Kekecewaan pengemudi ojol muncul karena pertemuan di Istana Wapres tidak benar-benar mewakili mereka.
Igun menyebut kehadiran pihak yang tiba-tiba bersama Fufufafa tanpa keterlibatan resmi memunculkan pertanyaan besar dan bisa dianggap sebagai rekayasa atau settingan untuk mencari simpati publik.
Roy Suryo menambahkan, langkah Fufufafa memberi ruang kepada pihak yang tidak terlibat langsung dalam tragedi Affan, sehingga berpotensi menimbulkan disinformasi dan kesalahpahaman publik.
Igun juga menolak anggapan bahwa pertemuan di Istana Wapres berhasil meredam kemarahan pengemudi ojol, karena proses hukum dan olah TKP belum selesai, sementara narasi damai dianggap mengalihkan fakta.
Roy Suryo menegaskan Fufufafa seharusnya melibatkan asosiasi resmi pengemudi ojol dalam dialog agar tidak menimbulkan opini negatif di masyarakat.
Ia menjelaskan, selain Asosiasi Garda Indonesia, terdapat empat operator ojol besar di Indonesia: Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive, yang memiliki regulasi resmi dan keterlibatan di lapangan.
Roy Suryo juga menyoroti fakta bahwa peserta “Sinetron Ojol” tampak mengenakan jaket baru dan sepatu mahal, termasuk Air Jordan, Adidas Yeezy, Nike Air Max, dan Converse, yang menimbulkan komentar lucu dari netizen.
Beberapa komentar netizen yang disoroti Roy Suryo antara lain, @jokomans: "Gak nyangka driver Gojek bisa pake sepatu Air Jordan, mungkin Gojek udah naikin standar hidup driver, ya?"
@odong_ojol: "Mungkin fufuafa gak cek ID driver. Ini bukan ojol biasa, kayaknya mereka 'taruna' yang lagi belajar pake sepatu fancy."
@kocak_ujung: "Taruna Grab ya pake Yeezy? Wah, Grab ngasih bonus gede nih buat driver, atau mungkin cuma setup acara ini doang."
@fahmi___03: "Kok bisa ya, Grab bisa bikin driver-nya tampil seperti selebriti, padahal tarif ojol tetap segitu-gitu aja."
@kurniaanspeed: "Gak bisa percaya deh, Maxim ngasih sepatu jutaan buat driver-nya. Kayaknya ini acara settingan, deh."
@edi_driver: "Taruna Maxim? Pake sepatu Nike Air Max? Hahaha, yang bener aja. Pasti acara promosi buat menunjukkan 'life style' driver Maxim."
Roy Suryo menyimpulkan, Fufufafa kembali membuat ulah yang tidak bermanfaat.
Ia menyoroti bahwa saat Presiden Prabowo berusaha menjaga Indonesia yang sedang membara dan berduka, Fufufafa bersama kelompok Orang Dekat Gib Jok justru membuat "hura-hura" yang bisa diartikan juga sebagai "huru-hara" bila tidak disikapi serius.
Roy Suryo menilai langkah Sekretariat Bersama Civil Society dan Forum Purnawirawan Prajurit TNI untuk menindaklanjuti kasus ini dengan #AdiliJkw dan #MakzulkanFufufafa sudah tepat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
.jpg)
