Repelita Jakarta - Motif penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, akhirnya terungkap setelah penyidik Polda Metro Jaya menetapkan 15 orang sebagai tersangka.
Salah satu tersangka, Dwi Hartono, dikenal sebagai motivator dan pengusaha platform digital sekaligus pemilik bisnis bimbingan belajar online, diduga menjadi aktor intelektual di balik kasus ini.
Investigasi mendalam menunjukkan bahwa motif pelaku diduga untuk memanfaatkan korban yang mengetahui adanya kecurangan atau fraud dalam manajemen perbankan.
Awalnya, pelaku hanya berencana mengancam Ilham agar mau bekerja sama, namun korban tidak menuruti tekanan sehingga berujung pada penculikan dan pembunuhan.
Penyidik masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan seluruh motif dan peran masing-masing tersangka dalam kasus yang menewaskan Mohamad Ilham Pradipta ini.
Dari hasil pemeriksaan, 15 tersangka dibagi dalam empat klaster sesuai keterlibatan mereka.
Klaster pertama adalah aktor intelektual yang merencanakan aksi. Klaster kedua terdiri dari tersangka yang membuntuti korban. Klaster ketiga adalah kelompok yang mengeksekusi penculikan, sedangkan klaster keempat menganiaya korban hingga tewas dan membuang jasadnya.
Kepala Subdirektorat Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Abdul Rahim, Rabu, 27 Agustus 2025, mengatakan seluruh tersangka telah ditangkap dan diperiksa untuk mengungkap motif.
Kronologi kasus bermula pada Rabu, 20 Agustus 2025, saat Ilham Pradipta hendak bertemu petinggi perusahaan di kantor pusat PT Lotte Mart Indonesia.
Rekaman CCTV menunjukkan korban memasuki area parkir di samping gedung sebelum tanpa aba-aba dimasukkan ke mobil pelaku.
Meski sempat melawan, korban yang sendirian akhirnya dipaksa masuk ke dalam mobil.
Keesokan harinya, Kamis, 21 Agustus 2025, jenazah Ilham ditemukan warga di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, kaki terikat dan mata tertutup lakban.
Hasil autopsi RS Polri Kramat Jati yang dipaparkan Kepala RS, Brigadir Jenderal Prima Heru Yulihartono, menyebut adanya luka akibat hantaman benda tumpul di dada dan leher.
Penyebab kematian diduga akibat kekurangan oksigen karena tekanan pada tulang leher dan dada.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok