Repelita Jakarta - Kepergian ekonom senior Kwik Kian Gie meninggalkan duka mendalam bagi berbagai tokoh nasional yang pernah dekat dan mengenalnya sebagai guru bangsa.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, turut merasakan kehilangan sosok yang pernah menjadi bagian penting di jajaran kabinetnya.
Megawati mengaku sangat terpukul mendengar kabar duka tersebut pada Senin malam, 28 Juli 2025.
Sejumlah pengurus DPP PDIP pun diutus mewakili Megawati untuk bertakziah ke rumah duka di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Nama-nama seperti Yasonna Laoly, Ronny Talapessy, dan Ahmad Basarah hadir secara langsung menyampaikan belasungkawa.
Yasonna mengungkapkan bahwa Megawati menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa mendatangi rumah duka lantaran sedang berada di Bali dalam rangka agenda partai yang tidak bisa ditinggalkan.
Menurut Yasonna, kedekatan Megawati dengan Kwik terjalin erat, bahkan ia menyebut Kwik sebagai sosok menteri yang sangat dipercaya Megawati pada masanya.
Ia menuturkan, semasa hidupnya, Kwik dikenal sebagai ekonom yang konsisten membela kepentingan rakyat kecil.
Prinsip ekonomi kerakyatan yang diperjuangkan Kwik bahkan terbukti saat ia menjabat sebagai Menko Ekuin di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Yasonna menilai garis perjuangan Kwik sejalan dengan ideologi PDIP yang berpihak kepada rakyat banyak.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, juga menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam.
Menurut Said, Indonesia kehilangan figur ekonom kritis dan guru bangsa yang terus menjaga idealisme hingga akhir hayatnya.
Ia mengenang pertemuan dengan Kwik pada 1998 ketika masih menjabat sebagai Sekretaris PDI di Kabupaten Sumenep.
Pertemuan tersebut terjadi pada rapat koordinasi yang digelar oleh DPD PDI Jawa Timur, di mana Kwik hadir sebagai pembicara utama sekaligus menjabat Ketua Balitbangpus DPP PDI pada waktu itu.
Said menjelaskan, saat itu Kwik menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor sebagai salah satu masalah pokok ekonomi nasional.
Ia mengingat bagaimana pemikiran Kwik selalu tajam dan lugas, baik di dalam maupun di luar pemerintahan, tanpa sedikit pun berubah arah sikap politiknya.
Said menyebut, Kwik Kian Gie dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai tanah air dan berpegang pada nilai nasionalisme yang kuat.
Pada masa krisis 1997-1998, Said menuturkan bahwa Kwik menjadi salah satu tokoh terdepan yang berani mengkritisi skema penanganan utang yang dikendalikan IMF dan para obligor.
Said pun menilai semangat perjuangan Kwik banyak terinspirasi dari pikiran-pikiran Proklamator RI Soekarno dan Bung Hatta, yang menginginkan kemandirian ekonomi bangsa.
Menurut Said, Kwik konsisten meneruskan gagasan nasionalisme ekonomi yang mandiri dan berdaulat sebagaimana diamanatkan para pendiri bangsa.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok