Repelita Jakarta - Narasi ‘Indonesia Gelap’ yang kini marak di media sosial memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu.
Awalnya, narasi ini muncul dari keresahan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap kurang berpihak pada masyarakat.
Namun, perkembangan terakhir menunjukkan narasi tersebut semakin mengkhawatirkan dan berisiko menimbulkan kegaduhan di tengah publik.
Gerakan ini dinilai sarat dengan intervensi dari pihak asing yang berupaya memengaruhi arah kebijakan nasional, khususnya terkait pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menyatakan bahwa saat Indonesia berusaha bangkit, selalu ada pihak luar yang berusaha menghambat melalui berbagai cara.
Menurutnya, isu ‘Indonesia Gelap’ bukanlah aspirasi asli dari rakyat, melainkan hasil rekayasa dari kepentingan asing.
Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, juga menyampaikan kekhawatiran terkait potensi narasi ini dimanfaatkan oleh kelompok dengan agenda tersembunyi.
Ia menilai kondisi seperti ini sangat berbahaya karena dapat memicu konflik sosial dan mengganggu proses pembangunan nasional yang tengah berlangsung.
Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, menegaskan bahwa provokasi semacam ini harus dihadapi dengan tindakan nyata dan kerja sama lintas sektor.
Narasi ‘Indonesia Gelap’ bertolak belakang dengan semangat optimisme serta pembangunan yang sedang dicanangkan.
Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak memiliki dasar kuat.
Editor: 91224 R-ID Elok