Repelita, Jakarta - Penurunan minat beli masyarakat terhadap sepeda motor listrik pada awal 2025 mengakibatkan para produsen dan diler mengalami over supply dan penumpukan stok.
Ketua Umum Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menyebutkan bahwa setelah berdiskusi dengan pelaku industri, mereka meminta kejelasan terkait skema bantuan atau insentif di 2025.
"Salah satu alasannya, di 2024 kan ada skema subsidi, saat itu disebut kuota sampai 400.000. Jadi perusahaan berharap penjualan meningkat, sehingga produksi juga ditingkatkan," kata Budi.
Namun, pada tahun 2024, kuota yang ditetapkan hanya 50.000, yang mengakibatkan kesalahan strategi dalam produksi. Para diler pun mendesak Aismoli untuk memperjuangkan kejelasan masalah bantuan kepada pemerintah.
"Di diler juga stoknya ditambah, ternyata penyerapan tidak terlalu tinggi. Pasti ada over supply di pabrik dan diler," ujar Budi.
Penurunan penyerapan tersebut disebabkan oleh berkurangnya minat beli masyarakat. Kondisi ekonomi makro juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
"Masyarakat juga menunggu skema bantuan. Mereka tahu di 2025 ada bantuan, mereka menahan untuk beli sambil tunggu," ujar Budi.
Harapannya, pemerintah segera mengumumkan skema insentif untuk motor listrik, sehingga minat beli masyarakat dapat meningkat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok