Repelita Jakarta - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) saat ini terbukti mandek, dengan nihilnya investor asing meski sektor prioritas telah diberikan oleh pemerintah. Sektor-sektor yang diutamakan bagi investor asing meliputi pendidikan, kesehatan, dan teknologi. Namun, meski ada insentif tersebut, Rocky Gerung menyatakan bahwa IKN tidak memiliki nilai jual.
"Pemberian carbon trading itu cuma akal-akalan saja. Iya, kita dianggap oleh Eropa, tapi kenyataannya tidak," kata Rocky Gerung, akademisi yang juga mengkritik langkah pemerintah dalam menarik investor. Menurut Rocky, Eropa masih meragukan kemampuan pemerintah Indonesia dalam mengelola lingkungan hidup dengan baik.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berusaha menarik investasi luar negeri ke IKN, meskipun prioritas tetap diberikan kepada investasi dalam negeri. Jokowi juga menekankan bahwa penting untuk menjaga stabilitas politik negara agar ekonomi terus berkembang.
Rocky Gerung, yang mengkritik keberadaan IKN, mempertanyakan fungsi Istana di IKN jika ekonomi berkembang namun tidak ada aktivitas penduduk. "Apalagi kalau ekonominya hidup tapi tidak ada orang, mau ngapain di situ? Ngapain coba," katanya.
Lebih lanjut, Rocky menilai IKN tidak memiliki daya tarik di bidang ekonomi, lingkungan, maupun isu global. "Jadi nggak ada kalkulasi ekonomi, environment apalagi global issues," tambahnya. Menurutnya, Kalimantan sebagai lokasi IKN sudah memiliki citra buruk di mata dunia terkait kerusakan lingkungan, meski pemerintah menawarkan carbon trading sebagai solusi.
Rocky menyimpulkan bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah masih belum cukup untuk menarik perhatian investor asing. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
