Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rupiah Akhirnya Jebol Rp16.000/US$, Terlemah Sejak Agustus

 

Repelita, Jakarta 13 Desember 2024 - Rupiah akhirnya menembus level psikologis Rp16.002 per dolar AS pada Jumat siang, menjelang pembukaan pasar Eropa. Ini merupakan level terlemah sejak 8 Agustus 2024.

Intervensi Bank Indonesia terlihat dilakukan di tiga sektor, yaitu pasar spot, pasar forward domestik, dan pasar Surat Berharga Negara. Namun, tekanan jual yang masih berlangsung di pasar obligasi dan saham, serta indeks dolar AS yang menguat di angka 107,04, membuat rupiah semakin melemah.

Tingkat imbal hasil SBN tenor 10 tahun siang ini naik menjadi 7,01%, sedangkan BI melakukan intervensi pada tenor pendek untuk menjaga imbal hasil tetap di kisaran 6,97% untuk tenor 2 tahun.

Tekanan jual juga meningkat di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 0,32% akibat penjualan saham perbankan yang masif. Data Bloomberg menunjukkan bahwa saham BMRI, BBCA, BBRI, dan BBNI menjadi pemberat indeks.

Bank Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas pasar dengan melakukan intervensi di tiga sektor tersebut.

“Kami melakukan intervensi yang cukup besar di pasar spot, pasar forward, dan pasar obligasi negara,” ujar Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto, seperti dilansir dari Bloomberg News.

Edi menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau pergerakan rupiah untuk menjaga kepercayaan pasar. “Kondisi cadangan devisa masih cukup memadai,” tambahnya.

Menurutnya, pelemahan rupiah saat ini masih dapat dikendalikan di tengah situasi geopolitik di Asia Timur antara China dan Taiwan, serta perkembangan ekonomi AS yang masih kuat.

Ada juga faktor permintaan dolar AS yang meningkat dari salah satu BUMN dalam sebulan terakhir.

“Dalam kondisi ini, pelemahan rupiah masih dalam situasi terkendali. Dukungan dari para eksportir juga cukup kuat,” ujar Edi sebelum pasar dibuka.

Selama November, investor asing melepas kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp13,07 triliun, setelah enam bulan sebelumnya mencetak net buy. Di pasar saham, investor asing juga melepas sekitar Rp16,81 triliun. Sementara itu, instrumen Bank Indonesia seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mengalami penjualan asing sebesar Rp18,47 triliun.

Sekuritas Valas (SVBI) dan Sukuk Valas (SUVBI) mengalami penjualan asing sebesar Rp7,45 triliun. Total arus keluar modal asing mencapai Rp55,8 triliun selama November.

Posisi cadangan devisa mengalami penurunan sebesar US$1,03 miliar menjadi US$150,2 miliar. Dengan kurs saat ini, penurunan tersebut setara dengan Rp16,47 triliun.

Akibat pelemahan rupiah, cadangan devisa likuid Bank Indonesia berkurang sekitar US$888,99 juta menjadi US$134,88 miliar, menurun dari posisi sebelumnya di angka US$135,77 miliar pada bulan Oktober. Penurunan ini dapat ditekan tidak terlalu dalam berkat penerbitan sukuk global senilai US$2,75 miliar oleh Pemerintah RI.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved