
Repelita Aceh - Seorang tokoh media sosial bernama Eko Kuntadhi secara terbuka mengkritik keputusan Bupati Aceh Selatan Mirwan MS yang memprioritaskan perjalanan ibadah umrah ke Tanah Suci padahal wilayah yang dipimpinnya baru saja didera musibah alam berupa banjir bandang dan longsor yang melumpuhkan berbagai aspek kehidupan warga.
Perjalanan umrah tersebut menjadi sorotan setelah terungkap bahwa Mirwan berangkat pada Selasa 2 Desember 2025, hanya lima hari setelah ia menandatangani surat resmi bernomor 360/1315/2025 yang menyatakan ketidakmampuan pemerintah daerah dalam mengelola tanggap darurat bencana tersebut.
Kondisi bencana yang menyerang sebelas kecamatan di Aceh Selatan telah menimbulkan kerugian materiil besar bagi penduduk setempat, termasuk kehancuran infrastruktur jalan, gangguan distribusi kebutuhan pokok, serta penderitaan warga yang terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat, sementara akses transportasi dan layanan publik lumpuh total di banyak titik.
Eko Kuntadhi, melalui pernyataannya pada Jumat 5 Desember 2025, menyoroti ketidakselarasan antara tanggung jawab seorang pemimpin terhadap rakyatnya dengan pilihan pribadi untuk menumpuk amal ibadah di saat krisis masih membayangi, di mana warga yang pernah memberikan suara dukungan kepadanya kini menghadapi kelaparan, kehilangan aset berharga, dan duka mendalam akibat hilangnya anggota keluarga.
Do'akan rakyatmu ya, Pak. Mereka lapar, kehilangan harta benda, dan menderita, Rakyat yang dulu kamu rayu untuk mencoblosmu kini sedang menangis tanpa air mata, tegas Eko Kuntadhi dalam sindirannya yang langsung menyebar luas di platform digital.
Ia menambahkan bahwa sikap bupati ini terasa ironis karena justru saat rakyat membutuhkan kehadiran pemimpin untuk koordinasi bantuan dan pemulihan, Mirwan memilih fokus pada ritual spiritual yang bersifat sunnah, sementara kewajiban melindungi dan merawat konstituen menjadi terabaikan sepenuhnya.
Sedangkan Anda, sedang sibuk beribadah. Menumpuk pahala untuk dirimu sendiri, tambah Eko Kuntadhi yang menekankan betapa tindakan tersebut mencerminkan kurangnya empati terhadap penderitaan kolektif yang masih membara di Aceh Selatan.
Kabar keberangkatan umrah Mirwan pertama kali mencuat secara viral di Banda Aceh pada Kamis 4 Desember 2025 melalui unggahan dari akun Instagram @almisbahtravel_aceh, yang memamerkan foto bupati beserta istrinya berpose di Tanah Suci dengan keterangan yang menyebut perjalanan itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun sang istri.
Unggahan tersebut segera memicu gelombang kemarahan di kalangan warganet, terutama di kolom komentar akun @lambe_turah, di mana mayoritas pengguna mengecam kurangnya prioritas bupati terhadap krisis lokal yang masih menuntut penanganan mendesak.
Sepertinya bencana paling besar Indonesia bukan tanah longsor atau banjir, tapi punya pemimpin yg gak ada empati dan hanya memikirkan diri sendiri, tulis akun @miqbal*.
Padahal umroh itu bukan suatu kewajiban, tapi pejabat mengurus rakyatnya hukumnya wajib, kata @orie_mu*.
Oh ini yg bilang gasanggup tanganin banjir sambil nangis, abis itu ngerayain ultah istri sambil umroh?, ucap @abilhaqre*.
Reaksi publik semakin memanas setelah terungkap bahwa keberangkatan Mirwan tidak disertai izin resmi dari Kementerian Dalam Negeri maupun Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang bahkan telah menolak permohonan cuti bupati karena status darurat bencana hidrometeorologi masih berlaku di provinsi tersebut.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya menyatakan kekecewaan mendalam atas langkah ini dan mengonfirmasikan bahwa Kemendagri akan mengerahkan Inspektur Khusus untuk melakukan pemeriksaan mendalam guna menentukan sanksi administratif yang pantas.
Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Aceh Selatan, Diva Samudera Putra, berupaya meredam kontroversi dengan menjelaskan bahwa surat ketidaksanggupan hanyalah prosedur administratif untuk mempercepat bantuan dari provinsi, bukan tanda penyerahan total, meski hal itu tidak sepenuhnya meredakan kritik yang mengalir deras.
Mirwan MS sendiri merespons tudingan tersebut melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Jumat 5 Desember 2025, di mana ia mengklaim telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi bencana di Trumon empat hari sebelum berangkat, dan menilai situasi sudah membaik secara signifikan dibandingkan daerah lain yang terdampak.
Alhamdulillah, empat hari lalu saya turun langsung ke lokasi banjir di Trumon. Keadaan sudah lebih baik dan tidak separah daerah lain. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, tulis Mirwan MS dalam klarifikasinya yang justru semakin memicu perdebatan tentang timing dan ketepatan respons pemimpin terhadap musibah.
Sebagai bupati terpilih untuk periode 2025 hingga 2029 dari Partai Gerindra, Mirwan MS yang lahir pada 9 Maret 1975 di Pelumat memiliki rekam jejak panjang di sektor usaha dan organisasi sebelum terjun ke politik, namun insiden ini kini menggores citra kepemimpinannya di mata publik yang menuntut akuntabilitas lebih tinggi di tengah krisis.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

