Repelita Jakarta – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas dengan dimulainya proyek pengembangan senjata nuklir yang melibatkan kedua negara. Sejumlah ilmuwan dari AS dan Tiongkok dilaporkan terlibat dalam penelitian terkait senjata nuklir, yang memicu kekhawatiran akan pencurian teknologi dan risikonya bagi keamanan global.
Dalam sebuah sidang di Senat AS pada Februari 2025, mantan pejabat Departemen Energi AS menyatakan bahwa kolaborasi penelitian ini berpotensi digunakan oleh Tiongkok untuk memperkuat kemampuan militernya. Isu ini semakin memanas setelah legislasi untuk membatasi akses peneliti dari negara-negara tertentu ke fasilitas penelitian nuklir AS tidak sepenuhnya efektif.
Senator Mike Lee mengingatkan bahwa Tiongkok memanfaatkan celah dalam protokol keamanan dan kolaborasi akademik, yang mengancam integritas dan inovasi teknologi AS. Pada saat yang sama, presiden AS Joe Biden pada Agustus 2024 menyetujui pembaruan strategi nuklir yang lebih berfokus pada ancaman dari Tiongkok. Pembaruan ini mencakup perhatian terhadap jumlah dan keragaman hulu ledak nuklir Tiongkok yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.
Selain itu, laporan Pentagon yang diterbitkan pada Desember 2024 mengungkapkan ekspansi besar-besaran kemampuan nuklir Tiongkok, dengan jumlah hulu ledak yang diperkirakan akan melebihi 1.000 pada tahun 2030. Peningkatan ini juga mencakup pengembangan rudal balistik antarbenua baru, yang dapat menambah ketegangan dalam hubungan antara kedua negara.
Pada Januari 2025, citra satelit menunjukkan Tiongkok sedang membangun fasilitas fusi laser besar di Mianyang, yang diyakini dapat membantu dalam penelitian senjata nuklir dan pengembangan teknologi pembangkit energi. Meskipun demikian, beberapa ahli menganggap kemajuan tersebut tidak terlalu signifikan tanpa uji coba nuklir lebih lanjut yang mendalam.
Dengan semua perkembangan ini, ketegangan antara AS dan Tiongkok dalam isu senjata nuklir semakin sulit dihindari. Kedua negara akan terus mempersiapkan diri menghadapi potensi konfrontasi yang lebih besar di masa depan.
Editor: 91224 R-ID Elok