Repelita Jakarta – Isu mengenai keaslian skripsi Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke publik.
Ahli digital forensik, Rismon Hasiholan Sianipar, mengungkapkan bahwa ia menemukan kejanggalan pada dokumen tersebut.
Ia mencurigai bahwa skripsi Jokowi bukanlah dokumen asli, melainkan hasil pemalsuan.
Rismon mengungkapkan bahwa font yang digunakan pada sampul dan halaman pengesahan skripsi adalah Times New Roman, yang baru tersedia di sistem operasi Windows 3.1 pada 1992.
Namun, Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1985, jauh sebelum Windows 3.1 diluncurkan.
Rismon juga membandingkan skripsi Jokowi dengan dokumen milik alumni lainnya yang menggunakan font standar yang ada pada komputer era DOS.
Menurutnya, perbedaan tersebut menunjukkan bahwa dokumen skripsi Jokowi kemungkinan diproduksi setelah tahun 1992.
Pihak UGM, melalui Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, menanggapi tuduhan tersebut dan membantah klaim Rismon.
Sigit menjelaskan bahwa pada era 1980-an hingga 1990-an, mahasiswa di UGM sudah menggunakan font seperti Times New Roman untuk mencetak dokumen akademik, termasuk skripsi.
Ia juga menyebutkan bahwa sekitar kampus UGM terdapat percetakan terkenal, seperti Prima dan Sanur, yang biasa menyediakan jasa cetak skripsi.
Sigit menegaskan bahwa seluruh proses perkuliahan dan penyusunan skripsi Jokowi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada waktu itu.
Sebagai bukti, UGM mempublikasikan salinan skripsi Jokowi di perpustakaan Fakultas Kehutanan untuk dapat diakses oleh publik.
Dengan langkah ini, UGM berharap dapat memberikan transparansi dan klarifikasi terkait isu keaslian dokumen tersebut.
Perdebatan mengenai skripsi Jokowi menunjukkan pentingnya verifikasi dokumen di tengah kontroversi publik.
Publik diharapkan dapat menilai secara objektif dan bijak terkait isu ini.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok