Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Permintaan Maaf Miftah Dinilai untuk Meredam Amuk Publik, Perlu Langkah Lebih Tegas?

Suasana saat Sunhaji seorang penjual es teh bertemu dengan Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji di Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman.

Tindak Lanjut Permintaan Maaf Miftah Maulana Dinilai Penting untuk Meredam Kekecewaan Publik

Jakarta, 4 Desember 2024 – Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman, mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf setelah videonya yang dianggap mengolok-olok pedagang es teh dalam acara pengajian viral di media sosial.

Permintaan maaf tersebut, menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, merupakan langkah awal yang tepat untuk meredam gelombang kekecewaan publik.

Verdy menyatakan, meskipun permintaan maaf sudah disampaikan, dampak dari video tersebut tetap besar karena sudah membentuk persepsi negatif yang meluas di masyarakat.

"Permintaan maaf itu memang bisa meredam amuk publik, tapi tidak bisa menghapus persepsi yang sudah terbentuk di masyarakat," ujarnya dalam program Obrolan Newsroom bersama Kompas.com.

Menurut Verdy, meskipun langkah tersebut penting, permintaan maaf tidak menyelesaikan persoalan secara tuntas. "Apa pun yang sudah disampaikan kepada publik itu akan tetap hidup dalam persepsi masing-masing," tambahnya.

Ia menilai, jika permintaan maaf hanya sekadar formalitas tanpa langkah nyata, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah atau figur publik bisa meningkat.

Sebagai langkah lanjutan, Verdy menekankan pentingnya tindakan konkret dari pemerintah, termasuk dialog dengan pihak yang merasa dirugikan dan memperbaiki komunikasi publik dalam tubuh pemerintahan.

"Permintaan maaf itu hanya meredam, bukan menyelesaikan. Pemerintah harus menunjukkan bahwa komunikasi yang tidak sesuai etika akan mendapat perhatian serius," tegasnya.

Verdy mengapresiasi respons cepat pemerintah yang langsung menegur Miftah melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa pemerintah harus mengambil langkah lebih lanjut untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

"Masyarakat akan menilai apakah permintaan maaf ini cukup atau tidak. Jika belum, mungkin peringatan lebih lanjut diperlukan," katanya.

Miftah sebelumnya sempat viral di media sosial setelah mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina seorang penjual es teh dalam sebuah acara pengajian. Dalam video yang menjadi viral, Miftah terdengar berkata,

"Es tehmu jik okeh ora (es tehmu masih banyak enggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), gblk." Setelah video tersebut viral, Miftah mengunggah permintaan maaf dan menyatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk candaan yang tidak tepat. Ia juga mengaku sudah ditegur oleh Seskab dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam berbicara di depan umum.(*)

Editor: Elok WA R-ID

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved